Tim peneliti dari Cancer Research Center (CRC) dan University of Missouri kini tengah mengembangkan obat kanker dari Salmonella yang telah dimodifikasi genetiknya. Salmonella merupakan genus bakteri berbentuk tongkat yang dapat menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne.
Salmonella memiliki karakteristik unik, yaitu dapat berpenetrasi melalui hambatan sel dan melakukan replikasi di dalam sel inang.
“Salmonella memiliki preferensi alami untuk menyusup dan mereplikasi dalam sel-sel kanker dari tumor, sehingga menjadi calon yang ideal untuk bacteriotherapy," kata peneliti senior Robert Kazmierczak. Bachteriotherapy ialah penggunaan bakteri hidup sebagai terapi untuk mengobati kondisi medis seperti kanker.
Kazmierczak dan tim CRC mengembangkan sampel Salmonella yang disimpan dalam tabung reaksi pada suhu kamar selama lebih dari 50 tahun, menjadi bakteri baru yang diberi nama CRC2631.
Modifikasi genetik dilakukan untuk membuat bakteri ini tak beracun (non-toksin) dan untuk meningkatkan kemampuan alaminya dalam menarget dan membunuh sel kanker tanpa merugikan sel-sel yang normal dan sehat.
CRC2631 sudah diuji coba pada tikus yang menderita kanker prostat dengan cara menginjeksikan langsung ke pembuluh darah.
“Kami menemukan bahwa tikus itu menoleransi pengobatan dengan baik, dan ketika diuji coba, tumor prostatnya menurun sekitar 20 persen,” ujar Kazmerczak.
Ia melanjutkan, “Kami memanfaatkan kemampuan unik Salmonella untuk membawa atau menghasilkan obat-obat kemoterapi yang efektif dan mengkonsentrasikannya di seluruh tumor.”
Melalui penelitian ini, para peneliti berharap dapat mengembangkan vektor bakteri yang dapat menghancurkan tumor dari dalam ke luar dan mengurangi efek samping yang dialami oleh pasien kanker.