Saudaraku, Kembalilah Ke Warung Tetangga Kita

Sekarang ini, Ada dua nama minimarket yang terkenal di sekitar kita, minimarket tersebut mudah ditemukan di semua jalan utama, di kota maupun di desa. Keduanya mungkin adalah kompetitor, namun jumlahnya sangatlah banyak dan terus bertambah hingga masuk ke pelosok kampung.

Lokasi keduanya sering berdekatan dan bahkan saling berdampingan atau malah berhadap-hadapan, mereka memang benar-benar bersaing dan tidak ada yang mau kalah.
Mereka menyediakan hampir semua kebutuhan yang kita butuhkan sehari-hari, mulai dari berbagai macam makanan, minuman, peralatan tulis, perlengkapan mandi dan lain sebagainya.

Namun, keberadaan mereka membuat warung-warung tetangga kita semakin tersingkirkan, bahkan ada beberapa yang tutup selamanya alias bangkrut.

Tak bisa di pungkiri, dengan lengkapnya produk yang di jual di supermarket, ruangan yang rapi serta bersih dan ruangannya pun di lengkapi dengan AC, maka kita pun lebih sering belanja di Supermarket di bandingkan dengan di warung tetangga.

Tapi apakah dengan alasan-alasan tersebut lantas kita melupakan warung-warung tetangga, yang mungkin di saat masih kecil dulu warung tersebut adalah tempat favorit kita untuk jajan.

Ada banyak alasan kenapa kita harus berbelanja di warung tetangga kita, Berikt adalah diantaranya,

Selisih harganya tidak seberapa, dengan selisih yang sedikit itulah warung saudara atau tetangga kita bisa menafkahi anak istrinya, menyekolahkan anaknya, mungkin juga bisa membayar zakat dan sedekah. Hanya itulah tumpuan mereka untuk mencoba hidup layak atau mungkin beberapa warung kecil, tidak komplet, hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari saja.

Punya duit banyak, di warung tetangga pasti OK.
Punya duit kurang, di warung tetangga masih tetap OK.
Nggak punya duit, Warung tetangga masih tetap OK.
Lagi kepepet butuh duit, warung tetangga juga OK. Bener gak?

Di warung tetangga, tidak akan ditanyain "Uang recehnya mau di sumbangin aja?"  Dan ini tak akan pernah terjadi di warung tetangga. Yang ada di warung tetangga biasanya hanya sebuah kotak amal untuk pembangunan masjid atau mushola tanpa harus harus di minta dan receh pula.

Saudaraku, marilah kembali ke warung-warung tetangga kita yang selama ini anak-anaknya selalu bersama anak kita pergi ke pengajian, yang mengundang atau diundang kalau ada syukuran, yang selalu bertegur sapa disela-sela kesibukan, ya tetangga kita yang… kalau kita mati mereka akan melayat jenazah kita, mendo’akan kita dan mengantarkan jasad kita ke liang lahat.

Ayo kita ramaikan kembali warung tetangga kita, semoga belanja kita tidak hanya memenuhi kebutuhan materi saja, namun juga tetap bernilai ibadah.

Sumber : Kabbarmakkah.com